Jum’at malam saya bersama beberapa teman saya berkomunikasi dengan Instan Messanger di Smartphone, cara tersebut memudahkan saya untuk berinterkasi dengan teman – teman saya, walaupun mereka tinggal jauh dari saya.
salah satu teman saya memiliki usul topik cerita pembahasan untuk minggu ini. teman saya tersebut mengajak saya bersama sahabat saya lain nya untuk bertamasya ke salah satu tempat di Jakarta Utara,
dan beberapa jam kita berinteraksi rupanya kita sudah menemukan tempat yang cocok untuk Bertamasya, lalu pada Malam Minggu, saya mengkonfirmasikan kembali kepada teman saya yang lain untuk info acara besok, dan teman saya menanggapi dengan positif.
Esok Harinya,
” Kakak kamu jadi mau ikut kita engga ke Dufan ? ” Saya bertanya dengan singkat.
” Ikuuuut … aku baru bangun, aku tadi ketiduran” Teman saya menjawab dengan singkat.
” Yaudah aku tunggu deh ! ” Saya membalas Instan Messanger ke teman saya, sambil memperhatiakan jarum pendek jam tangan.
“Tony, Viktor, Bams, kita tunggu dulu yah :)” Saya mengucap sambil menunggu kabar selanjutnya dari teman saya.
Beberapa menit kemudian teman saya bertanya kembali ke saya,
” bagaimana ? apakah dia sudah ada kabar selanjutnya ?” Tony mengucap dengan singkat.
” Sebentar lagi yah, kita tunggu sapai jam 12.00, jika dia tidak ada kabar apa boleh buat kita mungkin bisa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan” Saya mengucap dengan perasaan kecewa.
Sampai pada Pukul 12.00 estimasi waktu sudah tiba dan rupanya teman saya yang saya tunggu tidak kunjung datang, maka selanjutnya saya bersama ketiga teman saya lain nya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Ancol, dengan sedikit kekecewaan saya tiba di Ancol, yang semula rencana kita Bertamasya ke Dufan, namun salah satu teman kita memutuskan untuk bermain di Pinggir Pantai Ancol.
lalu saya dan beberapa teman saya mencari tempat parkir kendaraan, dan selanjutnya saya menuju Dermaga Pantai Ancol, untuk menikmati semilir angin pantai.
salah satu teman saya sepertinya sudah lapar, lalu ia mengajak kami mencari tempat makanan sebelum melanjutkan Tamasya kita hari ini.
Tidak lama kemudian, kami melihat tempat makanan yang menarik perhatian kita, saya pun bergegas memberitahukan kepada teman – teman saya, ternya merek setuju dengan tempat tersebut, dan kita pun langsung memesan makanan.
sepertinya wajah – wajah teman saya antusias sekali, mereka rupanya memang lapar 😀
Alhamdulillah, perut kami sudah kenyang dan badan kita pun sudah bertenga, dan kita pun sudah siap melanjutkan Tamasya kita kembali, dan kita kembali berjalan di pinggir Dermaga Ancol, sambil memandangi Laut Jakarta Utara,
Perahu-perahu yang mengapung diatas heningnya lautan mengalihkan pendangan kita, sepertinya sangat menarik terombang-ambing diatas permukaan laut di sore hari,
banyak pengunjung Ancol yang menyewa Perahu dan mengitari sekitar Ancol. tak jarang para meilik Perahu menawarkan jasa mereka ke saya, namun karena waktu sudah menjelang Sore hari, saya dengan teman – teman saya mengurungkan niat saya untuk naik Perahu. kami pun hanya bisa berharap jika dilain waktu bisa mencoba mengapung dengan Perahu – perahu tersebut.
karena saat itu situasi siang hari sangat panas, dan kami pun merasa Dehidrasi, lalu kita memutuskan untuk mencari minuman penyegar Tubuh yang alami,. tak sengaja kami melihat penjual Es Kelapa Muda yang begitu menarik sensasi kita yang seakan ingin segera meminumnya 😀
Bams, Viktor dan Tony, selama di perjalanan mereka tak lupa untuk “Berselfi Pose Ria” dengan kamera, mereka sangat senang di foto, sedangkan saya jarang difoto karena sibuk foto mereka 🙁
dari senyuman Viktor, Bams, dan Tony yang terpancar di Sore hari, membuat saya enggan beranjak dari tempat ini, padahal kami besok harus melanjutkan rutinitas berkerja kembali,
tetapi bagi saya mereka membuat saya merasa senang dan terhibur, walaupun salah satu sahabat saya tidak bisa ikut hadir bersama kita, namun kami juga sudah saling mengetahui dari kesibukan dan kepentingan mereka masing – masing, jadi kami hanya bisa menjawab ternyenyum 🙂
Sore Harinya ,
Sunset Sore hari seakan menjadi Saksi Senyuman kami, dan Matahari tidak bisa menghalau keceriaan kami, semilir Angin laut seakan mengabarkan kita untuk mengajak kami untuk beranjak dari tempat ini.
Lantas kami pun pergi meninggalkan tempat ini, sambil sesekali kami menengok ke arah Laut, mengucap kata ” Alhamdulillah ” kepada Sang Pencipta. dan semilir angin mejawap dengan hembusan yang Syahdu meniup Layar Perahu ke pinggir Dermaga.