Tujuh Belas Agustus menjadi hari peringatan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap tahun nya antusias warga untuk menyambut ulang tahun sangat meriah, beberapa acara di selenggarakan untuk menjalin kerukunan bersama Indonesia, Ini adalah Pesta Rakyat !
Seperti kemeriahan kali ini, para warga berkumpul di tepian Kalimalang pinggiran Ibu Kota Jakarta, baik tua muda mereka sangat antusias berdatangan,
” Diantara mereka memandang ke tepian sungai, entah apa yang sedang mereka Saksikan … ?”
Dari balik krumunan warga yang terlihat sebuah batang besar yang menjulang tinggi ke atas, rupanya di ujung batang besar itu terdapat sebuah benda – benda menarik,
” Iya …. kita sebut Panjat Pinang … “
Panjat Pinang sebuah Tradisi yang di adakan setiap tahun nya pada acara hari ulang tahun Indonesia, mengapa di namakan panjat pinang ? …. karena batang besar tersebut di buat dari pohon pinang, lalu untuk istilah Panjat di ambil dari cara melakukan nya dengan cara di panjat, jadi di sebut Panjat Pinang. untuk bisa melakukan Panjat Pinang ada beberapa hal yang musti di persiapkan. yaitu, Pohon Pinang beserta hadiah dan para Team Pemain.
tidak mudah untuk melakukan Panjat Pinang, karena batang Pinang yang hendak di panjat sudah di lumuri oli yang begitu licin, para peserta juga mengatur strategi untuk mendapatkan hadiah di puncak Pinang tersebut, bisanya mereka melakukan bersama – sama dengan cara membuat formasi pijakan tubuh untuk mencapai puncak Batang Pinang.
tidak jarang oli yang melumuri batang Pinang membuat formasi mereka menjadi acak – acakan.
Sorak – sorak penonton membuat situasi semakin ramai, dan membuat para peserta Panjat Pinang untuk lebih besemangat. Biasanya ketika sudah terjatuh ke bawah, panitia memberikan kesempatan kepada team lain untuk mencobanya. Detik – detik yang menengangkan adalah ketika para peserta hampir sampai di puncak batang Pinang dan penonton semakin tidak sabar. Seorang panitia mengunakan pengeras suara dengan lantunan musik untukmembangkitkan suasana. Barang – barang menarik yang tergantung di ujung batang Pinang membuat mereka terus berformasi, seperti Baju, Kipas angin, Sepeda hingga uang tunai menjadi hadiah istimewa bagi mereka yang bisa menaklukan sampai puncak, walaupun hadiah yang di berikan tidak terlalu mewah namun mereka lebih mementingkan kebersamaan bersama terselenggaranya Pesta Rakyat !
20 Menit berlalu, para penonton tiba – tiba bersorak – sorak kembali sambil memandang ke atas batang Pinang, rupanya para peserta sudah sampai bagian ujung batang Pinang yang di lomba kan. Peserta yang berapa di ujung atas batang Pinang langsung merampas hadiah – hadiah yang bergelantungan, keceriaan dari raup wajah mereka kita terlihat.
di bagian paling ujung batang Pinang juga sudah tersedia bendera Merah Putih yang berkibar, seorang peserta mengambil nya dan mengibar – ngibarkan nya lalu berhormat sebagai rasa Nasionalis.
tanpa basa – basi para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah, walaupun mereka tidak ikut andil bagian memanjat batang Pinang tersebut, tetapi mereka bisa merasakan kegembiraan bersama.
dengan adanya Pesta Rakyat seperti itu, dari Sabang sampai Merauke kita sebagai penduduk negara Indonesia dapat merasakan kemeriahan bersama – sama, tidak ada perselisihan menang atau kalah, yang mereka cari hanyalah ” Kebersamaan “.
Selain itu hal ini juga dapat mempererat hubungan antara makluk sosial, sebagai Pemuda Indonesia yang terpuji, acara ini pun berakhir ketika hadiah – hadiah di ujung batang Pinang mulai di turunkan satu – persatu, namun Semangat juang kita harus tetap Berlanjut. beberapa gambaran kita bisa petik dari acara tersebut, untuk berintropeksi diri kepada Indonesia.
” Apa Kontribusi kita sampai saat ini yang sudah dilakukan untuk Indonesia ? “
Tidak perlu gengsi untuk berlaku Nasionalis, karena kita hidup di atas Tanah Air Republik Indonesia.
” Jadi … Jangan bertanya apa yang sudah Negara kasih buat Kita ?,
tapi tanya apa yang sudah kita kasih untuk Negara ! “